Popular Posts

Monday 7 April 2008

PERAN KONSEP SPIRITUAL DALAM MENATA KEHIDUPAN YANG HARMONIS

PERAN KONSEP SPIRITUAL DALAM MENATA KEHIDUPAN YANG HARMONIS
Oleh : Samsul Arifin
(Mahasiswa Fakultas Komunikasi Dan Sosial Politik Universitas Sains Al-Qur’an Jawa Tengah Di Wonosobo)

Dalam kehidupan, manusia dihadapkan dengan berbagai tantangan, cobaan, baik yang secara langsung maupun tidak langsung. Manusia diciptakan oleh tuhan dengan dibekali beberapa kelebihan dari makhluk lainya, yakni dengan diberikan akal sebagai sarana evalusi, analisis, dan merencanakan konsep kehidupannya.
Dalam berbagai disiplin keilmuan disebutkan bahwa dalam diri manusia terdiri dari tiga elemen yang terkait dengan pola piker atau akal manusia. Ketiga elemen itu yang dikenal dengan otak kanan, otak kiri dan otak tengah. Dari ketiga elemen itu pun mempunyai fungsi dan manfaat yang berbeda sehingga dapat disederkanakan dalam kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosi. Kecerdasan intelektual lebih menekankan pada pola pemikiran manusia yang berhubungan diisiplin keilmuan, daya piker, kerangka analisa, evaluasi baik untuk dirinya maupun dengan berbagai permasalah kehidupan. Kecerdasan intelektual ini memberikan kontribusi besar dalam kehidupan manusia, dikarekan dengan adanya kecerdasan ini manusia mampu mengatur dan berfikir demi terciptanya kehidupan yang layak.
Adapun kecerdasan emosi memberikan kontribusi pada tatanan pola kehidupan bermasyarakat. Manusia yang dalam disiplin lain disebutkan sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya tidak lepas dari orang lain. Dengan demikian perlu adanya sebuah kerangka control agar dalam kehidupan bermasyarakat terjalin dengan harmonis. Beberapa permasalan kehidupan  butuh adanya pola keseimbangan sehingga konflik sosial mampu diminimalisir. Kerangka kecerdasan emosi ini menjadikan manusia atau individu lebih peka terhadap rangsangan yang datang dari orang lain, atau dari dirinya sendiri. Kecerdasan emosi menekankan pada pola menejemen emosi, control diri sehigga langkah yang dilakukan merupakan hasil dari perenungan bukan refleksi semata sehingga hasil atau output yang keluar bukanlah hal yang sia-sia tetapi hal yang memiliki nilai mamnfaat baik untuk dirinya maupun untuk orang lain. Keserdasan emosi berkaitan erat dengan unsure psikologi individu, sehigga hal ini merupakan bagian yang penting yang harus dimiliki dipahami dan direalisasikan dalam pola kehidupan ini.
Kecerdasan spiritual, dalam kehidupan sehari-hari kurang banyak diperhatikan. Hal ini dikarekan kecerdasan spiritual merupakan sebuah disiplin keilmuan yang tidak semua orang mampu memahami ataupun mencoba untuk mengkajinya lebih lanjut. Spiritual menurut islam  adalah kualitas  ruhani yang khas pada diri manusia seprti makrifat, cinta dan hasrat mencari kepada alloh, ilmu. Ikhsan, iklas taubat, tawakal, dan jujur.
Pola kehidupan seseorang yang kurang teratur, kurang terkonsep, sehingga kehidupanya belum seimbang, merupakan bagian dari kurangnya pengetahuan akan makna kehidupan dan pemahamaan tentang nilai-nilai yang terkadung dalam setiap detik-detik waku kehidupan. Dalam hal ini, kecerdasan spiritual memberikan kontribusi yang besar yakni pemahaman secara mendalam terkait dengan dinamika kehidupan. Adanya kesadaran terhadap prilaku manusia juga merupakan hasil adanya pemahamaan makna dan value kehidupan. Dengan adanya kesadaran atas hasil tersebut maka seseorang dituntuk untuk berlaku disiplin, baik dalah hubungan transenden terhadap tuhan, maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
Peran kecerdasan konsep spiritual terhadap kehidupan yang harmonis ini yakni tercipnya individu yang selalu mengedepankan sikap disiplin. Jika kita lihat dari beberapa pengertian disipli adalah bahwa Kedisiplinan adalah keadaaan yang menyebabkan atau memeberikan dorongan kepada seseorang untuk berbuat dan melakukan segala kegiatan sesuai dengan aturan aturan yang telah ditetapkan. Melihat engertian diatas, bahwa kesadaran itulah yang menjadikan manusia hidup dengan disiplin, yang kesaradaran itu muncul tatkala seseorang sudah lebih mampu menafsirkan atau memahami tentang nilai-nilai kehidupan yang sebenarnya.
Dari sudut pandang  diatas, maka hubungan antara spiritual dengan kedisiplinan adalah sebuah keadaan yang menyebabkan seseorang atau individu melakukan segala kegiatan, yang merupakan hasil penjiwaan dari proses hubungnan transcendental dengan tuhan atau perenungan dan pemahamahaman atas hakikat kehidupan untuk lebih memahami dan menjiwai terhadap setiap aplikasi dan pelaksanaan aturan atuaran atau hokum-hokum yang telah ditetapkan. Melalui pendekatan ini maka ada dua perbedaan kedisiplinan yang ditinjau dari pandangan spiritual dan kedislinan yang ditinjau dari hokum atau atauran yang dibuat baik secara transcendental [religius) yang merupakan penjelmaan dari wahyu tuhan, ataupun terhadap aturan aturan aturan hokum positif yang merupakan hasil perenungan manusia itu sendiri.
Kedislinan yang mengacu pada aspek spiritual memiliki nilai dan substansi yang lebih  karena kedisiplinan ini termafhum dari proses penjiwaan dan pemahamaan secara mendalam terhadap aturan-aturan yaitu melalui proses hubungan individu secara langsung terhadap tuhan (iman). Sedangkan kedisiplinan yang berangkat dari keadaan yang terbatas dengan aturan-aturan semata bukan merupakan berasal dari aspek penjiwaan terhadap nilai –nilai adalah bentuk kepatuhan yang terwujud dari ketakutan atas akibat atau konsekuensi  dari hokum atau aturan yang telah ditetapkan. Contoh. Seseorang yang menjalankan sholat dengan pendekatan spiritual itu di dasarkan atas rasa keimanan dan semata semata karena mencari keridhoan alloh, bukan karena semata mata takut dengan ancaman hokum, yakni individu yang berdosa dan masuk neraka.
Spiritual menjadikan kehidupan manusia yang lebih sadar, lebih ikhlas dengan berbagai cobaan, berbagai kemaslahatan. Dengan adanya kesadaran itulah seseaorang akan lebih mempunyai sifat sabar, dan sikap disiplin sehingga Manusia sebagai kholifatul fil ardhi akan mampu menjalankan tugas untuk memelihara apa yang telah diamanatkan tuhan kepadanya.
Dengan adanya pola kecerdasan spiritual, akan bendampak secara sistemik dalam kepribadian individu atau seseorang. Hal ini disebabkan adanya sebuah korelasi yangdihasilkan dari kecerdasan spiritual tersebut, yakni adanya kepribadian yang sabar, memiliki jiwa kesadaran yang menelurkan pada konsep kedisiplinan. Dengan adanya kepribadian yang disiplin akan melahirkan kerpibadian yang santun, sholeh yangmerupakan aspek terciptanya kehidupan yang denamis, harmonis sehingga tidak memicu adanya konflik social dan kesejahteraan individu dalam konteks privasi maupun sosialnya akan tercipta.
Spiritual lebih mengedepankan nilai-nilai kemaslahatan dan nilai-nilai keserasian. Hal ini dikarenakan konsep sriritual lebih mengedepankan pada hakikat tentang makna kehidupan yang merupakan hasil penjiwaan hubungan transensen secara vertical kepada Tuhan. Dengan adanya sikap demikian individu atau seseorang terlepas dari semua tendensi yang berkaitan dengan existensinya dihadapan manusia, sehingga pola aplikasi tindakkanya bukan atas keinginan untuk dihargai ataupun dihormati antar sesama. Value, makna, transenden, sinergi, dan be come yang merupakan aspek dari spriritul sebagai indicator ataupun sebagai sebab-sebab tentang pentingnya pemahaman dan pembelajaran lebih terkait kecerdasan spiritual pada setiap individu atau seseorang. Dengan demikian. Maka kesejahteraan dan keharmonisan kehidupan bukan merupakan sebatas cita-cita lagi tetapi bentuk realitas sebagai akibat terpenuhinya semua kebutuhan manusia baik dari tingkat keserdasan intelektual yakni modal pengetahuan, kecerdasan emosi yang merupakan control sikap dan kecerdasan spiritual yang melahirkan kepribadian yang disisiplin, tawakal, sabar, optimis dan dan menjadikan individu tidak mudah menyerah dan mudah putus asa.

No comments:

Post a Comment